Pemberian antibiotika yang berlebihan dan tidak terkendali saat ini  membuahkan akibatnya. Beberapa ahli kesehatan di penjuru dunia mulai  menemukan sebuah bakteri superbug atau bakteri yang kebal terhadap  antibiotika. Berbeda dengan berbagai temuan berbagai virus baru ganas  seperti flu burung, SARS atau flu babi yang  dapat sembuh sendiri.  Bakteri ganas ini bila menjangkiti seseorang, maka orang tersebut akan  terancam nyawanya tanpa ada obat atau antibiotika yang melawannya.
Sebuah  bakteri “super” atau superbug yang bernama NDM-1 (New  Delhi Metallo-beta-laktamase-1)  telah muncul di India, Pakistan,  Inggris, Amerika  dan berbagai belahan dunia lainnya. Bakteri ini telah  menyebar di rumah sakit Inggris, para ahli kesehatan dunia  memperingatkan bakteri “super” ini bisa menjadi masalah besar di seluruh  dunia.
Selain terdeteksi di Inggris, bakteri ini juga sudah  ditemukan di Amerika Serikat,Kanada, Australia, Belanda dan Swedia.  Ilmuwan Inggris menyebut bakteri ini tersebar akibat ulah para  “wisatawan” medis yang kerap melakukan operasi plastik untuk kecantikan  di Negara tersebut.
Para ilmuwan takut bakteri bernama  NDM-1 (New Delhi Metallo-beta-laktamase-1) bisa dengan mudah di dalam  bakteri seperti E.coli. Bila sampai terjadi bakteri ini bisa menyebar  dengan cepat dan hampir mustahil untuk bisa diobati. Sebab,menurut para  ilmuwan NDM-1 bisa mengubah bakteri, kebal terhadap antibiotik yang  paling kuat  carbapenems. “Ada sejumlah kasus di Inggris, namun sejauh  ini sejumlah besar kasus tampaknya terkait dengan perjalanan dan  perawatan rumah sakit di India,” kata Dr David Livermore,  peneliti Inggris Health Protection Agency kepada BBC. ”Jenis resistensi  ini telah menyebar sangat luas di sana.” Di Amerika Serikat kasus NDM-1  juga telah diidentifikasi antara bulan Januari dan Juni lalu, Wall  Street Journal menuliskan soal ini.Menurut  Pusat pengawasan pencengahan  penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention) para  pasien ini telah menjalani perawatan medis di India.
New Delhi Metallo-beta-laktamase atau NDM-1
New  Delhi Metallo-beta-laktamase, atau NDM-1 adalah sebuah enzim yang jika  ditemukan dalam bakteri umum seperti E. coli, salmonella dan k.  pneumonia. Bakteri ini adalah yang paling resisten terhadap antibiotik.  Koeadaan ini merupakan ancaman NDM-1 sangat serius bagi umat manusia  di dunia. Keadaan ini secara pasti akan mengancam nyawa jutaan umat  manusia bila tidak temuan antibiotika untuk menangkalnya. antibiotik  yang dapat berdiri melawan super ini. Sebuah jalan terakhir dan sering  harapan terakhir antibiotik, carbapenem. Sayangnya hingga saat ini  bakteri supperbug NDM-1 ini benar-benar resisten terhadap antibiotik  secanggih carbapenem. Hal itu membuat ilmuwan jadi kelabakan dan terus  mengadakan [penelitian guna melawan bakteri ganas tanpa obat ini.
Pencegahannya
Sebaiknya  saat ini bila tidak penting benar harus mempertimbangkan lebih dalam  bila harus berpergian ke daerah yang telah dijangkiti bakteri superbug  NDM-1 ini. Higiena sanitasi di lingkungan yang baik dengan menjaga  kebersihan sangat diperlukan. menjaga da tahan tubuh dengan makan  makanan bergizi , olahraga dan istirahat yang cukup adalah kunci utama  menangkal penyakit ini.
Yang paling penting penggunaan antibiotika  yang berlebihan harus segera dihentikan agar bakteri superbug lainnya  tidak lahir lagi. Pemakaian antibiotika berlebihan atau irasional juga  dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita.  Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi  oleh bakteri jahat atau oleh jamur atau disebut “superinfection”. Pemberian  antibiotika yang berlebihan akan menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak  terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten atau disebut “superbugs”.
Pemberian  antibiotika irasional atau berlebihan pada anak dan orang dewasa   tampaknya memang semakin meningkat dan semakin mengkawatirkan.  Pemberian antibiotika berlebihan atau pemberian irasional artinya  penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi  penyakitnya. Sebenarnya permasalahan ini dahulu juga dihadapi oleh  negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut penelitian US National  Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84%  setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya  didapatkan 47,9% resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika.  Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup  mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang  cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut.
Di  Indonesia belum ada data resmi tentang pemberian antibiotika ini.  Sehingga semua pihak saat ini tidak terusik atau tidak khawatir dan  sepertinya tidak bermasalah. Berdasarkan tingkat pendidikan dan  pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya  pemakaian antibiotika berlebihan di Indonesia baik jauh lebih banyak dan  lebih mencemaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar